Ulasan Latihan 1/2016: The Guilty by David Baldacci

Ulasan latihan menerjemahkan tulisan dari novel berjudul “The Guilty” karya David Berlucci sudah diunggah oleh ibu Femmy, terima kasih bu. Ada beberapa kesalahan terjemahan saya yang diperiksa oleh ibu Femmy dan ditandai dengan huruf tebal.

Berikut adalah ulasan setiap kalimat yang kurang tepat:

Hasil koreksi:

Mungkinkah Robie meringkuk mengikuti bentuk bayangan jendela di sebuah gedung yang sunyi, di suatu Negara yang sekarang menjadi sekutu Amerika Serikat.

Esok hal itu dapat berubah.

Selama bertahun-tahun Robie selalu seorang diri di gedung-gedung kosong di negeri asing. Berada di posisi strategis, di jendela-jendela sambil menggenggam senjata. Normalnya, seseorang tidak akan membunuh dari jarak jauh dengan menggunakan senjata sniper rifle dilengkapi peluru peledak otak yang ditembakkan dengan bantuan optik berkelas Internasional, sementara orang-orang berdiri dan menontonnya melakukan hal itu.

Robie pernah dan selalu menjadi pelaksana taktis. Strategi jangka panjang merupakan ranah ahli yang lain, kebanyakan tipe politikus. Orang-orang ini banyak membunuh juga. Namun alih-alih menggunakan peluru, mereka pada dasarnya disogok untuk menetapkan undang-undang oleh rekan yang lain dengan uang yang sangat besar. Melebihi apa yang pantas mereka terima. Dan mereka menyakiti lebih banyak orang dibanding yang Robie mampu sakiti.

Ia mengawasi jalanan empat lantai dibawah sana.

Sepi.

Ah, itu tidak akan lama. Tidak setelah aku lakukan apa yang membuatku harus melakukannya disini.

Sebuah suara terdengar dari mikrofon di telinganya. Sebuah perintah pembunuhan dadakan dari intelijen, dan sebuah tahkik semua detil “rencana pelaksanaan” yang dinamai dengan wajar. Robie mengingat semuanya, seperti yang biasa ia lakukan sebelumnya. Ia mencerna informasi, menanyakan beberapa pertanyaan yang berhubungan, dan kemudian mendapat perintah untuk bersiaga. Semua adalah bagian profesionalisme. Semuanya normal, seakan semuanya bisa berada dalam situasi yang berakhir dengan kematian sadis seseorang.

***

Ulasan kesalahan 1:

Terjemahan:  Mungkinkah Robie meringkuk mengikuti bentuk bayangan jendela di sebuah gedung yang sunyi, di suatu Negara yang sekarang menjadi sekutu Amerika Serikat.

Sumber: Will Robie crouched shadowlike at a window in a deserted building, inside a country that was currently an ally of the United States.

Ulasan: 1. Nama tokoh adalah Will Robie; 2. crouch artinya “to bend low with the limbs pulled up close together, esp (of an animal) in readiness to pounce”. Ibu Femmy memilih menggunakan kata “mendekam” dan bukan “meringkuk” dengan pertimbangan ini merupakan sikap akan membunuh. Saya sendiri kemudian lebih memilih kata “berjongkok”; 3. negara tidak menggunakan huruf awal kapital.

Perbaikan: Will Robie berjongkok mengikuti bayangan jendela di sebuah gedung yang sunyi, di suatu negara yang sekarang menjadi sekutu Amerika Serikat.

Ulasan kesalahan 2:

Terjemahan:  Normalnya, seseorang tidak akan membunuh dari jarak jauh dengan menggunakan senjata sniper rifle dilengkapi peluru peledak otak yang ditembakkan dengan bantuan optik berkelas Internasional, sementara orang-orang berdiri dan menontonnya melakukan hal itu.

Sumber: One did not normally kill from long distance with a sniper rifle chambered with brain-busting ordnance fired with the aid of world-class optics while people stood around and watched you do it.

Ulasan: 1. sniper rifle diartikan oleh ibu Femmy sebagai “senapan runduk”; 2. kata “Internasional” tidak diawali dengan huruf kapital.

Perbaikan: Normalnya, seseorang tidak akan membunuh dari jarak jauh dengan menggunakan senjata runduk dilengkapi peluru peledak otak yang ditembakkan dengan bantuan optik berkelas internasional, sementara orang-orang berdiri dan menontonnya melakukan hal itu.

Ulasan kesalahan 3:

Terjemahan: Robie pernah dan selalu menjadi pelaksana taktis.

Sumber: Robie was and always would be a tactical weapon.

Ulasan: Ibu Femmy mengartikan kalimat diatas sebagai: “Robie adalah senjata taktis, dan akan selamanya demikian.”

Perbaikan: Robie adalah senjata taktis dan akan selalu begitu.

Ulasan kesalahan 4:

Terjemahan: Tidak setelah aku lakukan apa yang membuatku harus melakukannya disini.

Sumber: Not after I do what I came here to do.

Ulasan: Ibu Femmy mengartikan kalimat diatas sebagai:  “Pasti berakhir setelah aku melaksanakan tujuanku datang ke sini.”

Perbaikan: Tidak setelah kulakukan tugasku disini.

Ulasan kesalahan 5:

Terjemahan: Sebuah perintah pembunuhan dadakan dari intelijen, dan sebuah tahkik semua detil “rencana pelaksanaan” yang dinamai dengan wajar.

Sumber: It was a slew of last-minute intelligence, and a verification of all details of the “execution plan,” which was quite aptly named.

Ulasan: 1. Slew = “large amount or number; a lot”; 2. intelligence = informasi; 3. aptly = cook, pas. Ibu Femmy mengartikan kalimat diatas sebagai: “Serentet informasi di saat-saat terakhir, dan verifikasi semua perincian dari “rencana eksekusi”, istilah yang sangat pas.”

Perbaikan: Itu merupakan informasi-informasi terbaru dan tahkik rencana pelaksanaan yang paling tepat.

Ulasan kesalahan 6:

Terjemahan: Robie mengingat semuanya, seperti yang biasa ia lakukan sebelumnya.

Sumber: Robie absorbed all of it, just as he had so many times in the past.

Ulasan: absorbed = menyerap, mencermati, mendengar.

Perbaikan: Robie mendengarkan semuanya, seperti yang biasa ia lakukan sebelumnya.

Ulasan kesalahan 7:

Terjemahan: Semua adalah bagian profesionalisme. Semuanya normal, seakan semuanya bisa berada dalam situasi yang berakhir dengan kematian sadis seseorang.

Sumber: It was all part of the professional equation, all normal, if such things could be in a situation where the end result was someone’s dying violently.

Ulasan: 1. Equation diartikan oleh ibu Femmy sebagai “a situation or problem in which a number of factors need to be considered”. Jadi “professional equation” dapat dipahami sebagai “suatu situasi profesional yang melibatkan banyak faktor.” 2. professional = kerja profesional; 3.  “if such things could be” dilengkapi oleh ibu Femmy manjadi ““if such things could be (considered) normal” .

Perbaikan: Semua adalah bagian dari kerja profesional. Semuanya normal-jika situasi yang berakhir dengan kematian sadis seseorang bisa dianggap normal.

***

Hasil perbaikan:

Will Robie berjongkok mengikuti bayangan jendela di sebuah gedung yang sunyi, di suatu negara yang sekarang menjadi sekutu Amerika Serikat.

Esok hal itu dapat berubah.

Selama bertahun-tahun Robie selalu seorang diri di gedung-gedung kosong di negeri asing. Berada di posisi strategis, di jendela-jendela sambil menggenggam senjata. Normalnya, seseorang tidak akan membunuh dari jarak jauh dengan menggunakan senjata runduk dilengkapi peluru peledak otak yang ditembakkan dengan bantuan optik berkelas internasional, sementara orang-orang berdiri dan menontonnya melakukan hal itu.

Robie adalah senjata taktis dan akan selalu begitu. Strategi jangka panjang merupakan ranah ahli yang lain, kebanyakan tipe politikus. Orang-orang ini banyak membunuh juga. Namun alih-alih menggunakan peluru, mereka pada dasarnya disogok untuk menetapkan undang-undang oleh rekan yang lain dengan uang yang sangat besar. Melebihi apa yang pantas mereka terima. Dan mereka menyakiti lebih banyak orang dibanding yang Robie mampu sakiti.

Ia mengawasi jalanan empat lantai dibawah sana.

Sepi.

Ah, itu tidak akan lama. Tidak setelah kulakukan tugasku disini.

Sebuah suara terdengar dari mikrofon di telinganya. Itu merupakan informasi-informasi terbaru dan tahkik rencana pelaksanaan yang paling tepat. Robie mendengarkan semuanya, seperti yang biasa ia lakukan sebelumnya.  Ia mencerna informasi, menanyakan beberapa pertanyaan yang berhubungan, dan kemudian mendapat perintah untuk bersiaga. Semua adalah bagian dari kerja profesional. Semuanya normal-jika situasi yang berakhir dengan kematian sadis seseorang bisa dianggap normal.

***

Jakarta, 15 Januari 2016